Merenungi
nada nada hati
risau
menyayat mentabur jiwa
kenapa
meradang pikirnya berkarat
tersiorir
hati dan kepala hitamlah ia
kapankah
menepis rongga tegang
sepi pilu
didinding kamar dalam takbir tak bertabu
malam yang
tiada henti berbisik rindu
datanglah
ketenangan pembalut sepi
mendengarkan
nyanyian dag dig dug hati
kakulah jiwa
tak bertanya
galau
mengantarkanku sejenak bungkam
tersadar aku
hidup dibumi
harapanpun
bertepi
tak
usahkahlah ia terhempis lama
ribuan hari
menyapa tanganku dengan harapan
mudaku
ternantikan dalam rutanitas ketulusan
menjadi
pribadi cerdas dalam galau yang terfitrah menggebu
tersadarkan
aku dalam seberkas cahaya cerminan diri
aku harus
bangkit
meneladani
karakter diri
membenahi
jiwa yang kaku
aku yakini
malam tak segersang galau yang memusuhiku
aku manusia
hidup
ternantikan
dan terindukan
saatnya
memikirkan diri dalam pengenalan bertabuh dan memberi
berkontrobusi
memahami dan menyakini
siasat
potensi yang berintan melambai
diriku harus
bangkit
(teruntuk
adiku sonya sutardi ayosemangat, ini aku buatkan puisi untukmu dan dibawahnya
ada cuplikan wacana tertulis) hehehe
Berfikir
Cerdas Saat Hati Galau
Hati adalah
bagian terpenting dalam diri manusia. Didalamnya berkumpul berjuta rasa dan
keinginan dalam jalani hidup ini. Dengan hati manusia dapat tentukan pilihan
dalam kehidupannya. Dengan hati pula terkumpul energi untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
Namun
seringkali hati kita mengalami kegalauan dalam beraktivitas, apakah karena
ketidak sukaan kita akan suatu hal, atau karena terlalu pekanya hati kita atas
ucapan seseorang. Keduanya sering dialami dan menimbulkan kegalauan dalam diri.
Dan pada saat galau inilah sering kita bertindak irrasional tanpa akal dan
logika. Tak pernah terlintas pertimbangan pemikiran saat hati galau. Terlebih
bila glau tersebut menyangkut perasaan terhadap seseorang.
Tapi
alangkah bijaknya kita, saat hati kita galau maka pikiran pun tetap terus
berjalan sesuai dengan fungsinya tidak mengesampingkannya. Lalu hati pun
berkata, bagaimana mungkin itu terjadi? Saat galau yang ada hanya dua pilihan,
suka-tidak suka, setuju-tidak setuju, mau-tidak mau. Bagaimana mungkin kita
dapat berpikir jernih saat hati kita galau?
Baiklah hati
boleh punya seribu alasan untuk tidak mau berpikir jernih saat galau. Namun,
akal pikiran tak boleh kalah dengan hati. Bagaimana caranya? berikut kami ingin
coba berbagi tips tetap berpikir jernih walau hati sedang galau.
Tips pertama
adalah istighfar atau memohon ampun.
Yaitu bila
muncul galau dalam hati ini, segeralah kita berucap istighfar atau mohon ampun
pada Allah SWT, tuhan semesta alam. Karena semuanya adalah atas kehendak-NYA
hati kita menjadi galau. Sehingga bila kita langsung teringat dan mengucap
istighfar saat galau muncul, maka ini dapat menurunkan sedikit derajat
kegalauan dalam hati. Mengapa? Karena kita akan segera tersadar bahwa ada
berjuta hikmah dari kegalauan hati kita. Akan tersadar bahwa semua atas
izin-NYA terjadi dan semua terjadi karena pasti Allah sedang memberi kasih
sayang-NYA pada kita walau itu sebuah ujian atau masalah yang menimpa, seperti
kegalauan dalam hati.Insya Allah
Tips kedua
adalah do’a pada yang kuasa, Allah SWT
Setelah
lisan ini mengucap istighfar(ampunan), maka lanjutkan dengan do’a. Karena do’a
merupakan bentuk refleksi dari berpikir kita. Mengapa? Dalam do’a terangkai
beragam keinginan dan pengharapan yang dalam pada sang pencipta serta penguasa
alam semesta atas hal yang kita alami sebagai bentuk penyelaman dalam berpikir.
Maka jika galau mengahampiri, setelah kita beristighfar, maka segeralah kita
berdo’a. Selain untuk diberi solusi, do’a merupakan terapi bagi akal kita agar
tidak mati rasa saat hati galau. Wallahu’alam
Tips ketiga
adalah berpikir cerdas hadapi masalah yang membuat galau laksana ksatria
dimedan laga.
Akhir dari
langkah kita setelah istighfar dan do’a adalah berpikir cerdas hadapi masalah
hilangkan kegalauan seperti ksatria. Bagaimana? Mungkin mudah diucapkan tapi
sulit dilakukan. Sebenarnya mudah atau sulit diri kita yang membuatnya. Akan
terasa sulit bila kita meyakini itu sulit. Akan terasa mudah bila kita memaknai
serta menjiwai bahwa itu mudah. Untuk berpikir cerdas perlu beberapa langkah,
yaitu:
Beri asumsi
dalam pikiran kita bahwa semua masalah ada solusinya. Tidak ada masalah tanpa
solusi, tak ada penyakit tanpa obatnya. Asumsi ini terus kita tanamkan sehingga
akan tergerak diri kita untuk berpikir mencari solusi atas kegalauan hati kita.
Keluarlah
dari masalah yang dihadapi. Saat galau, segeralah kita beranjak keluar dari
kegalauan tersebut. Caranya adalah dengan kita tidak menuruti kegakauan hati
dengan melakukan hal-hal yang membuat kita tidak nyaman dengan kegalauan
tersebut.
Setelah
keluar dari masalah, mulai berpikir cari kunci untuk membuka pintu solusi dari
masalah tersebut. Yakin banyak kunci yang tersedia, apalagi banyak tukang kunci
yang bermunculan. He…
Berani untuk
mencoba kunci-kunci tersebut tanpa perlu ragu apalagi berpikir bahwa kunci
tersebut tidak berhasil. Hindari! Yakin kunci yng kita pilih adalah tepat.
Kalau tidak tepat cari kunci yang lain tanpa perlu sesali pilihan kunci yang
pertama atau yang sebelumnya.
Tawakal dan
yakin bahwa ada sebuah dzat yang akan mengilhamkan solusi kepada kita, yaitu
Allah SWT saat kita telah maksimal dalam melakukan semua usaha, termasuk
maksimal berpikir cerdas saat hati galau.
Nah, pada
akhirnya kita dapat menyimpulkan bahwa sebenarnya bukan kita tidak mampu
berpikir cerdas saat hati galau, tapi kitanya yang tidak mau berpikir cerdas
saat hati galau. Mengapa? Karena kita terbiasa diberikan solusi dari pada
mencari sebuah solusi. Kerana kita terbiasa ditolong dari pada menolong.
Terbiasa berharap dari pada memberi harapan. Terbiasa mundur dari pada maju
hadapi masalah. Akhirnya mari kita ucapkan selamat tinggal GALAU, dan selamat
datang berpikir CERDAS untuk semua masalah. Wallahu’alam bi shawab.
— bersama
DrEni TRy AfNy.